Kurikulum berdiferensiasi untuk anak berbakat


Kurikulum berdiferensiasi untuk anak berbakat

A.   Kurikulum berdiferensiasi

Untuk meayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu di usahakan pendidikan yang berdiferensiasi, ya itu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual, siswa (Ward, 1980)

Bagai mn kurikulum dapat dideferensiasi untuk siswa berbakat ?
-          Materi (konten) yang di percepat atau yang lebih maju
-          Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi , asas, teori, dan struktur dari bidang materi
-          Bekerja dengan konsepdan proses pemikiran yang abstrak
-          Tingkat dan jenis sumber yang di guakan untuk memperoleh informasi dan keterampilan
-          Waktu belajar untuk tugas rutin dapat di percepat, dan waktu untuk mendalamisuatu topik atau bidang dapat lebih lama
-          Mencipta informasi dan/atau produk baru
-          Memindahkan pembelajaran ke bidang bidang lain yang lebih menantang
-          Pengembangan diri pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
-          Kemandirian dalam berfikir dan belajar.

B.   Modifikasi kurikulum

Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlukan modifikasi dalam empat bidang yaitu materi (konten)) yang di berikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang di harapkan dari siswa , dan lingkungan belajar.

1.      Modifikaso konten kurikum

Untuk menunjang kemajuan siswa di perlukan modikasi kurikulum. Guru dapat merencanakan untuk menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan yang leih canggih, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa.

2.      Modifikasi proses/metode pembelajaran

Program yang memungkinkan guru untuk membuat modifikasi proses tampa mengganggu kelancaan pembelajaran di dalam kelas ialah program yang menggunakan tehnik pertanyaan soal tingkat tinggi, simulasi, membuat kontrak belajar, emnggunakan mentor, buku buku yang sesuai dengan untuk siswa berbakat, dan pemecahan masalah masa depan.



3.      Modifikasi produk belajar

Produk beaja siswa merupakan bidang lain yang dideferensiasikan untuk siswa berbakat di dalam kelas .keterampilan menampilkan produk divergen perlu di kembangkan  padasemua siswa.

4.      Memilih modifikasi yang sesuai

Parke (1989) memberi garis pedoman untuk memudahkan transisi dari cara-cara pembelajaran yang lama ke yang baru, yakni :
A.     Memulai dengan membatasi pada salah satu bidang studi atau salah satu kelompok siswa yang minat atau kemampuannya setara.
B.     Buatlah bagan untuk mendaftar program yang hendak di selenggarakan dan modifikasi kurikuler yan dapat di gunakan untuk masing masing program.
C.     Pikirkan gaya mengajar.
D.     Pertimbangkan sumber sumber yang yang tersedia, bahan yag sudah ada di dalam kelas, orang orang yang dapat membantu, baik di sekolah maupun di dalam masyarakat.
E.      Setiap program alternatif yang di mulai harus di beri kesempatan uantuk berkembang.

5.      Modififkasi lingkungan belajar

Untuk membuat modifikasi dari lingkungan kelas tradisional yang berpusat pada guru  kelingkungan yang berpusat pada siswa , di perlukan modifikasi lingkungan yang berpusat ada siswa memiliki ciri- ciri sebagai berikut (Oarke, 1989)
a.       Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
b.      Pola duduk yang memudahkan belajar
c.       Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas
d.      Rencana belajar yang di individualkan
e.       Keputusan di buat oleh siswa dan siswa juga mungkin.

6.      Rencana kurikuler

Banyak cara yang dapat di lakukan dalam menyususn rencana kurikuler yang memungkinkan semua siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dengna kemampuan dan kebutuhan mreka. Konten dapat di percepat, di padatkan, di perkaya dan di perluas, proses dapat di berakhir terbuka, berdasarkan penemuan, berpusat pada guru, atau berpusat pada siswa; produk yang konversional, tidak konvensional, dari kehidupan nyata sederhana atau majemuk.



7.      Makna dari kurikulum berdiferensiasi
Dengan mendiferensiasi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna.


C.   Ilmu pengetahuan alam untuk siswa berbakat.

Kebanyakan anak berbakat menyukai pelajaran sains (IPA), karen amerpakan tantangan untuk kemilitan mereka. Siswa berbakat kebanyanyakan tertarik kepada peralatan laboratorim.

1.      Karakteristik siswa berbakat sains

Kemelitian khusus dan pertahanan, kesiagaan dalam mendeteksi ketidakajengan (inkonsistensi), dan prakarsa ; visualisasi spesial, kemampuan manipulatif, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan; keuletan dan sikap mempertanyakan.(dikutif Sisk 1987)

2.      Guru sebagai Fasilitator dalam sains

Selling dan Birch (1980) mengemukakan empat peran khusus dari guru yang  yang mengajar sains kepada siswa berbakat  sebagai model, pendidikan nilai, pembangkit minat, dan sebagai penilai ponsional.

Salah satu peran ensensial dari guru sebagai fasilitatir dalam sains adalah pembinaan dirir dalam sains ( indipendent study). Langkah langkah yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut ( dimodifikasi dari Rezulli oleh sisk, 1987) :
a.       Mengases minat siswa
b.      Memperkenalkan kepada siswa sebagai bidang minat
c.       Melakukan wawancara pribadi terhadap siswa
d.      Mengembangkan rencana tertulis
e.       Menentukan arah dan waktu dengan siswa berbakat
f.       Membantu siswa dalam mencari macam-macam sumber
g.       Melakukan sumbang saran terhadap produk akhir
h.      Memberikan bantuan dalam metodologi yang perlu
i.        Membantu siswa berbakat dalam menentukan pendengar untuk prestasi siswa
j.        Menilai hasil studi bersama siswa berbakat dan mempertimbangkan bidang baru untuk di teliti.

3.      Saran- saran Pembelajaran sains (IPA)

Dalam suatu loka karya mengenai pendidikan siswa berbakat guru-guru mengidentifikasi keterampilan dan kegiatan yang perlu di lakukan oleh siswa berbakat sains (sisk 1987) yaitu :
1.      Melalui membaca atau menafsir tertulis ilmia membangun latar belakang informasi ilmia
2.      Menemukan sumber untuk memperoleh informasi ilmia
3.      Melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan infotensi
4.      Menguasai dan menggunakan teknikdan alat ilmia
5.      Menyeleksaikan data yang berkaitan dengan maslah yang di teliti.
6.      Menarik kesimpulan dan prediksi yang absah dari data
7.      Mengenal dan menilai asumsi yang melandasi tehnik dan proses yang i gunakan dalam memecahkan masalah
8.      Menggunakan dan menerapkan ilmu untuk perubahan sosial.
9.      Merumuskan hubungan dengan gagasan baru dari fakta dan konsep yang di ketahui.

D.   Mate matika untuk siswa berbakat

Sisk (1987) menekankan bahwa hanya sedikit mata pelajaran  yang di ajarkan dengan cara yang begitu kaku berdasarkan buku teks, tanpa imajinasi, terutama pada tingkat dasar.

Stanley (1984) mengemukakan bahwa siswa kelas enam seklah dasar mampu menunjukkan kinerja matematika pada tingkat universitas.

1.      Karakteristik siswa berbakat matematika.

Greenes ( dikutip Sis,1987) menekankan enam karakteristik siswa berbakat matematika, yaitu
1.      Fleksebilitas dalam mengelola data
2.      Kemampuan luar biasa
3.      Ketangkasan mental
4.      Penaksiran yang orisinal
5.      Kemampuan luar biasa untuk mengalihkan gagasan
6.      Kemampuan yang luar biasa untuk generelisasi

Greenes juga menyatakan bahwa siswa berbakat matematika juga lebih menyukai komunikasi lisan dari pada tulisan karena cepat.
2.      Guru sebagai fasilitator matematika

Borenson (1983) mengusulkan bahwa guru sebagai fasilitator matematika mengelompokkan siswa sehingga mereka dapat berbagi ide, menerima jawaban semua siswa, dan menumbuhkan iklim bagi semua yang di dengarkan.



3.      Saran-saran pembelajaran matematika

Wheatly (1983)  menyarangkan pelajaran matematika untuk siswa berbakat sekolah dasar meliputi sepuluh bagian dengan presentase alokasi waktu.
Fox (1981) menyarangkan 6 strategi untuk mendororng siswa perempuan di sekolah, yaitu :
ü  Identifikasi dirir dari anak perempuan berbakat
ü  Memberi konselin kepada orang tua
ü  Mengeindividualkan pembelajaran
ü  Mengurangi pensterotipan pembelajaran
ü  Memberi pendidikan karier dan model peran

E.   Pengajaran bahasa untuk anak berbakat

Anak berbakat intelektual dapat di emukenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas melebihi kelompok sebayanya.


1.      Karakteristik siswa berbakat bahasa

Johson (1984) mendaftar karakteristik anak usia persekolahan yang berbakat, yang dapat di gunakan untuk mengedentifikasi keberbakatan dalam seni bahasa yaitu :
ü  Mempunyai ingatan yang luar biasa
ü  Belajar membaca sendiri pada usia dini
ü  Mendeklamasikan luar kepala
ü  Mempunyai pembendaharaan yang luas
ü  Dapat memecahkan masalah dengan cara yang mejemuk
ü  Mempunyai jangka perhatian yang luas
ü  Mempunyai rasa humor seperti orang dewasa
ü  Memberikan pendapatnya, apakah di minta atau tidak
ü  Bicara terus menerus
ü  Terus mengajukan pertanyaan
ü  Memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi yang di ungkapkan, serta
ü  Mengajukan beberapa pemechan masalah untuk maslah yang sama

2.      Guru sebagai fasilitator bahasa

Peran guru bahasa di rumuskan oleh sellin dan brich (1980 ) sebagai berikut
a)      Memaksimalkan ciri-ciri kunci bahasa
b)      Membantu siswa memahami bahasa sebagai alat komunikasi dan
c)      Membantu siswa dalam memadukan keterampulan sastra dalam dimensi konten di sekolah dan terhadap pengalaman hidup.
Kaplan (dikutip sisk, 1987 ) mengemukakan tiga unsur yagn penting dalam peranana guru siswa yang berkat bahasa, yaitu exposure, analisis dan ungkapan.
3.      Saran saran utnuk pembelajaran bahasa

Saran – saran untuk program sekolah dasar meliputi ( sisk, 1987 )
ü  Memudahkan dan membaca dan menulis
ü  Memberikan bahan membaca yang beragam bagi setiap siswa
ü  Membantu siswa berbakat menjadi pembaca yang efektif dan menyukainya
ü  Menentukan kebutuhan pembelajaran  dari individual dan kelompok
ü  Memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara
ü  Mendorong membaca kritis dan membaca kreatif
ü  Melibatkan siswa berbakat dalam pemecahan masalah

F.    Ilmu pengetahuan sosial untuk anak berbakat

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memeberi banyak kemungkinan pengayaan bagi siswa berbakat. IPS lebih dari subyek lainnya, memeberi siswa berbakat kesematan untuk menangani dunia nyata , maslah yang berakar si masa lalu, dapat di tetapkan langsung pada masa kini, dan mengandung implikasi untuk masa depan.

1.      Karakteristik siswa anak berbakat dalam IPS

Untuk mengenali siswa berbakatdalam IPS , guru dapat mengenali karakteristik siswa sebagai berikut ( Plowman 19980)
1)      Konseptualnya lebih maju dari umurnya
2)      Memiliki gudang pengetahuan yang lebih maju atau sangat spesifik
3)      Menyukai tugas yang yang sulit atau majemuk
4)      Menentukan standar tinggi untuk proyek madiri
5)      Oleh teman kelas di lihat sebagai sumber pengetahian dan gagasan baru
6)      Oleh teman kelas di lihat sebagai pengelola kelompok
7)      Melihat humor dalam hubungan antarmanusia dan dapat teratawa mengenai diri sendiri
8)      Dapat menciptakan atau menulis cerita imajitatif
9)      Mempunyai minat luas/ sagat terfokus
10)  Melihat hubungan yang tidak di lihat orang lain
11)  Menyerap pengetahuan dengan mudah dan cepat
12)  Merupakan pembaca yang intensif,eksentif, dan maju ( dua tingkat di atas kelasnya)
13)  Menggunakan mekanisme kelangsungan diri sebagai berfantasi jika merasa bosan.




2.      Guru sebagai fasilitator dalam IPS

Menurut Gold ( 1982) bagi anak berbakat dalam IPS penting untuk memiliki kemmpuan menangani maslah atau materi yang sengsitif atau punsioanal. Guru hendaknya berperan sebagai model, yang menunjukkan minat yang sunggu – sungguh terhadap bidangnya.

3.      Saran – saran untuk pembelajaran IPS

Gold ( 1972 ) mendapat tema  dasar untuk IPS sebagai berikut :
1)      Menggunakan sumber daya alam secara bijak
2)      Memahami dan mengakui saling ketergantungan global
3)      Mengakui harkat dan martabat individu
4)      Menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia
5)      Menggunakan kesempatan pendidikan secara demokrasi dan intelegen
6)      Meningkatkan keaktivan keluarga sebagai lembaga sosial dasar
7)      Mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif
8)      Membagi kekuasaan secara intelegen dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan
9)      Bekerja sama untuk mencapai kedamain dan kesejahtraan.
10)  Mencapai keseimbangan antara stabilitas dan perubahan sosial.